Cute Purple Flying Butterfly
Welcome To My Blog...

Selasa, 11 November 2014

MAAFKAN


Persahabatan yang terbawa dari masa kecil, meskipun banyak suka dan duka yang dijalanin, tapi ketika kepercayaan itu tetap menjadi nomer satu, segala rintanganpun bisa terhalaui. Sendal atau sepatu walaupun mereka berbeda tapi mereka sepakat . misal kaki kiri yang menggunakan sendal kiri yang didepan. Pastinya kaki kanan dan sendal kanan berada di belakang. Mereka sepakat bukan ? tidak mungkin mereka saling bersebelahan ketika anda berjalan.  Coba saja ketika anda berjalan kaki kiri dan kanan bersebelahan . Pasti tidak akan pernah bisa. Anda hanya bisa melompat lompat tanpa pernah menuju ke arah depan. Begitupula dengan perhasahabtan, ada saatnya kita mengelah dan ada saatnya kita menang.

Suatu pagi, cuaca cerah menyambutku untuk bergegeas berangkat sekolah. Kubuang rasa kantukku, ku buang rasa letihku. Hari ini adalah hari Selasa di bulan Januari di  semester dua di tahun 2007. Ku sambut hari ku dengan penuh canda tawa bersama teman temanku dan dengan teman baruku yang baru bersama bulan lalu pindah sekolahku. Sekolahku adalah SD Pius Bakti Utama, Gombong. Temanku yang ini bernama Felensia yang biasa dipanggil Elen. Ya mungkin hanya aku yang boleh memanggil dia dengan nama “Elen”, karena tanpa alasan yang jelas dulu saat berkenalan hanya akulah yang diberi tahu nama panggilanya. Teman – temanku yang lain memanggilnya dengan sebutan “Falen”. Aku adalah siswi kelas 4 SD, penampilanku biasa, tak ada yang istimewa. Tampilanku selayaknya anak anak yang lainya.
Bel pun berbunyi, ini tandanya aku harus masuk kelas untuk memulai pelajaran. Suasana begitu tenang ketika guruku memasuki kelas membawa seorang murid perempuan. Wajahnya seperti pemalu, dia hanya bisa melihat seisi kelas ruang dengan penuh tanya.
“ Anak – anak perkenalkan ini murid baru, teman baru buat kalian. Silahkan nak, perkenalkan dirimu” kata Pak Bambang.
eemm... nama saya Eqlisia Permata Sandi, saya pindahan dari Batam, salam kenal” katanya gugup.
Anak anak sekelaspun penuh tanya melihat kearahnya. Akupun tersenyum manis kearahnya. Diapun tersenyum manis kearahku.
“ kamu boleh duduk di kursi kosong itu” , kata Pak Bambang.

Ia hanya mengangguk. Aku pun menunjukannya kursi kosong yang berada dibelakangku. Ia akhirnya duduk dibelakangku Entah kenapa hari ini aku merasakan hal yang begitu menyenangkan, walau kita belum berkenalan. Pelajaranpun berlangsung.
Saat bel berbuyi, pertanda istirahat untuk kelas tiga sampai kelas enam. Aku tinggal di depan kelas dan melihat Elsa sendirian. Lalu aku hampiri saja dia.
hai.. namaku Audy Elvira Setyanti” kataku sambil menjabat tangannya
hai juga” katanya singkat.
kamu gak jajan?” kataku basa-basi
enggak” katanya singkat lagi
oh..pindahan dari Batam kesini capek? “Tanyaku
lumayan” katanya sambil melihat anak-anak yang sedang bermain
em..rumahnya sekarang dimana?” Kataku mulai mencoba akrab
di Gang Sindoro II.” Katanya seperti bingung
kapan-kapan boleh main kerumahmu?”tanyaku
boleh” katanya tersenyum padaku.

Setalah itu kami pun menjadi akrab. Walau terlalu sering aku yang membuka omongan terlebih dahulu. Sekarang ku ajak dia untuk bergabung di teman-temanku. Kami sering pulang bersama, aku, Elsa, Dila, Elen, Yusticia. Persahabatan kami pun berlangsung hingga sekarang tanpa kita sadari kini kita sudah hampir lulus SD. Sebelum semester dua yang dipenuhi dengan try out. Untuk menghilangkan penat yang ada kami pun membuat kue bolu dan coklat cair. Ya, satu-satunya yang pandai mencari resep hanya Elen dan Dila. Sedangkan Aku, Elsa , dan Yusticia hanya bisa menganggu Dila dan Elen saat mereka sedang mencari resep atau mengukur takaran yang tepung dan bahan-bahan lainnya.
Saat membuat kue itu Elsa pun bertanya padaku.
“ Dykamu biasa ke Gereja mana?” kata Elsa
Aku pun terkejut “ aku di GBI Bethel Area”
Elsa pun menjawab “ sama .. tapi kok gak pernah ketemu ya?”

Mama pun yang saat itu berada di dapur langsung menjawab
“ loh.. iya Sa? Kok kayaknya gak pernah lihat?” kata mamaku.
Setelah kami tahu bahawa Elsa adalah anggota baru di Gerejaku, Kami sering ke Gereja bareng. Sepulang Gereja kadang aku kerumah Elsa. Sampai kedua orangtuanya sudah menganggapku sebagai anaknya, begitu juga dengan Elsa, ia juga sudah di anggap sebagai anak di keluargaku.
Sekarang Aku, Elsa, Dila, Elen dan Yusticia beserta teman-teman yang lain berjuang untuk mendapatkan nilai yang terbaik ketika ujian kelulusan. Lucunya, sebelum ujian kita selalu belajar bersama di depan ruangan ujian. Kita janjian datang pukul 06:00 WIB, karena 06:30 kita berdoa bersama. Rutinitas kita yaitu membahas soal Ujian berama-sama.b Sungguh bahagianya.
Siang ini adalah penguman ujian nasional. Ternyata kami lulus 100%. Sungguh bahagiannya aku. Elsa langsung memelukku, diikuti oleh Dila, Elen dan Yusticia. Kami pun menangis bahagia. Aku pun memberi tahu kedua orangtuaku dan tentunya kedua orangtua Elsa juga. Mereka turut bahagia akan hal ini.

Namun, kabahagiaan itu langsung sirna, ketika Elsa dan teman-temanku berbeda sekolah denganku kecuali Elen. Aku bak kesambar petir disiang bolong. Ketika Dila melanjutkan sekolah di SMPN 1 Gombong, sedangkan Elsa dan Yusticia melanjutkan sekolah di SMPN 2 Gombong,  aku dan Elen melanjutkan di SMP PIUS Bakti Utama Gombong. Meskiupun begitu, jalinan hubunganku dengan mereka cukup baik. Tetap sih yang paling akrab hanya aku dan Elsa saja. Meski berbeda sekolah Elsa sering sekali bermain kerumahku. Aku pun sama sering bermain kerumahnya.
Suatu hari, aku berdiam di teras depan rumah menatap bintang di langit. Udara pun menusuk tulang. Malam begini, udah SMP masa yang paling menyenangkan aku sudah SMP sekarang, bukan anak SD lagi, dan yang semakin membuatku bahagia adalah Sahabatku Elsa yang selalu menemaniku. Tiba-tiba suara motorpun mengacaukan lamunanku. Ternyata Elsa dengan Bapaknya. Mereka terseyum kearahku. Aku pun membukaan pintu gerbang rumahku.

Audy sibuk?” tanya Pak Parno, sang ayahanda dari Elsa
emmm...enggak pak” jawabku, aku sudah terbiasa memanggil kedua orangtua Elsa dengan sebutan Ayah dan Ibu
ayo ke Gereja” kata Elsa
aku? Ada acara apa?” tanyaku bingung
gini Audy, di Gereja kita latihan singers, buat besok Minggu” kata Pak Parno
saya Pak? Saya minggu tugas emm” kataku bingung
Iya dy, gantiin Mamaku” kata Elsa
oke aku siap-siap, nanti ku susul” kataku meyakinkan.
Setibanya aku di Gereja. Kami latihan untuk Ibadah Hari Minggu. Memang sudah menjadi tugas Pelayan Tuhan harus siap dalam keadaan apapun untuk melayani Tuhan.
Dy, boleh aku nginep dirumahmu?” kata Elsa
boleh dong, kaya biasanya kan emang kamu udah sering menginap dirumahku.” Kataku
hehe .. siapa tahu gak boleh”. Kata Elsa

Tak terasa kini hari berganti hari. Tahun berganti tahun. Tak terasa kini ujian kelulusan pun akan diadakan lagi.
“ Sa, gak kerasa ya mau SMA” kataku sambil memeluk bantal di kamar Elsa.
“ Iya dy.. deg-deg banget ya?” katanya dengan nada aneh.
“ alay lu ndut” kataku.
“ hehe.. maaf dy, kamu mau melanjutkan sekolah dimana? Tanyanya.
“ gak tau sa, pengen cari suasa baru” kataku
“ sama Dy, aku pengen sekolah di Magelang, jurusan Analisis Kesehatan Tentara” katanya tersenyum padaku.
Aku tak bisa membayangkan, Aku tak bisa berkata apa-apa semenjak Elsa mengucapkan kata-kata itu. Sahabatku mau pergi? Oh Tuhan.. Aku harus bagaimana?
Ujian di SMP aku pun belajar semampu, sekuatku supaya aku juga bisa masuk sekolah favorit yang aku idamkan. Ujian pun sudah selesai. Aku sempatkan waktu untuk kerumah Elsa, meskipun jaraknya jauh, tetap Ku tempuh, sudah beberapa hari ini kita tidak berkomunikasi.
“ Elsa..Elsa..” kataku diluar pagar rumahnya.
“ owalah Audy, masuk sini” kata Mamanya Elsa
“ Iya Bu, makasih” kataku sambil masuk rumah Elsa
“ cari Elsa ya? Panggil Ica aja, kamu kan udah lama sama Elsa, Elsa itu kalau dirumah biasa dipanggil Ica. Ica lagi beli tepung di warung ujung. Nanti mau buat kue soalnya” kata Mamanya.
“ Wah Bu, enak ya buat kue, Audy boleh ikut bantuin ? “ kataku menawarkan diri.
“ Iya Audy, boleh kok” kata Mama Elsa
Selang beberapa lama.
“ Nah itu Ica datang” kata Mama Elsa
“ hy Sa” sapaku.
“ ngapain kamu ke sini?” tanyanya judes.
“ Elsa gak boleh jahat gitu ke Audy, dia hanya ingin bertemu kamu” kata Mama Elsa.

Elsa tak menghiraukan omongan Mamanya. Ia berlari ke kamar. Tanpa pikir panjang Aku memegang tangannya dan bertanya dengan mata berbinar-binar.
“ kamu kenapa sa?” bibirku bergetar
Dia melepaskan tangannya dari tanganku. Mamanya Elsa hanya bisa meminta maaf akan tindakan anaknya. Aku pun pamit pulang.
Setelah penguman ujian, malam harinya Aku mendapat undangan untuk mengikuti acara syukuran di rumah elsa. Entah perasaanku harus senang karena aku sudah lulus dan sekarang aku juga mendapatkan undangan syukuran kelulusan. Tapi dilain sisi Aku masih sakit hati dengan sikapnya padaku. Akantetapi kata Mama dan Papaku, aku harus tetap hadir, karena dua hari lagi aku harus mendaftar sekolah di Malang. Ini adalah kesempatan terakhirku untuk melihatnya.
Dan acara syukuran itu pun berlangsung. Semua anggota jemaat datang dan kita Kebantian terlebih dahulu. Semenjak kejadian itu, Aku dan Elsa tidak pernah duduk bersama lagi. Ketika Pak Pendeta berkata siapa yang ingin menyampaikan sepatah-duapatah untuk Elsa, aku memberanikan diri untuk berdiri dan menyampaikan suatu hal yang mengejutkan semuanya.
“ Terimakasih atas kesempatan yang Tuhan berikan, hingga pada acara ini, saya bisa berdiri ditempat ini. Puji Syukur karena Tuhan memberikan nilai yang baik untukku dan Elsa. Sehingga kita bisa lulus dengan nilai yang terbaik” kataku sambil melihat Elsa. Kami pun saling pandang. “ Persahabatan adalah sebuah ikatan yang seperti halnya Tuhan mempunyai ikatan dengan kita umatNya. Canda, tawa, senang, sedih, suka dan duka telah kita lalui. Dari kelas empat SD, yang awalnya kita cukup bahagia bisa punya teman baru lagi. Melewati hari bersama, membuat kue, berenag, ke pantai, ke air terju, tidur di tenda dan segalanya. Ku lalui bersama denganmu Sa. Hari-hari yang indah dalam hidupku. Tapi.. setelah ku tahu bahwa kamu akan sekolah di luar kota dan aku tak sanggup mendengarnya. Seakan hal yang indah telah pergi. Aku sebenernya juga ingin bilang bahwa aku sendiri akan melanjutkan sekolah di Malang. Aku gak mau menyakiti perasaanmu. Tapi aku salah, cepat atau lambat, kamu juga akan tahu. Iya benar, kamu tahu dari orang-orang lain. Sehingga membuatmu marah padaku. Aku minta maaf Sa. Aku belum sempat berkata ini padamu. Aku menyangimu sahabatku.” Kataku sambil mengusapkan air mata. Aku pun pergi.
Hari ini adalah keberangkatanku ke Malang. Nanti pukul tiga sore aku akan berangkat naik travel sendirian ke Temanggung, desa Pringsurat. Aku berhenti dirumah saudaraku terlebih dahulu, baru malam harinya berangkat ke Malang. Akupun menjalani hari ini dengan berat karena aku kan meninggalkan kota ini. Kota yang penuh kenangan.
Tiba-tiba pukul 13.30 WIB Elsa kerumah dan berkata.


“ Audy.. maafkan aku.. Aku gak ada maksut buat begitu ke kamu. Maaf kalau aku egois mementingkan perasaanku sendiri. Aku harap persahabatan kita tak sampai disini tapi terus sampai selama-lamanya” katanya sambil memelukku. Dan aku bisa merasakan  kebahagiaanku kembali utuh lagi. Sampai sekarang aku masih sering telefon atau SMS Elsa. Walau hanta waktu malem minggu. Karena Dia bersekolah di Asrama tentara. Aku harap persahabatan kita kekal sampai selama-lamanya.

by : Audy Elvira Setyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar